
Assalam'ualaikum Wr. Wb..
Suatu hari Rasullulah ﷺ pernah ditanya tentang suhuf yang diturunkan kepada Nabi Musa Alahis’sallam dan beliau pun lalu berseru kepada kaumnya :
- Aku heran kepada kaumku dari anak-anak dan cucu Nabi Adam a.s dan Siti Hawa yang telah meyakinkan diri akan datangnya sebuah kematian, tapi mereka tidak mau mempersiapkan dirinya untuk beramal sholeh di duniawinya
- Kenapa manusia yang meyakini akan adanya qadar, tapi mereka malah marah-marah mengutuk dirinya sendiri disaat Allah memberikan sebuah ujian dan cobaan
- Kaumku yang telah meyakini akan adanya hisab, dimana sebuah hari pertanggung jawaban atas amal baik dan buruk, tapi kenapa mereka tidak mau berbuat kebajikan diduniawinya
- Rasullulah pun ditanya tentang sebagian dari pada isi kitab Taurat dan beliau pun menjawabnya yang diantaranya :
- Wahai anak adam, janganlah kamu merasa khawatir akan sebuah kekuasaan yang datangnya dari pada Allah karena sesungguhnya pula Allah akan selalu menjaganya untuk dirimu
- Sesungguhnya Allah telah menciptakanmu untuk beribadah kepadanya, maka janganlah kamu haus atas kesenangan duniawimu
- Sesungguhnya pula bagimu ada kewajiban dan sebuah ketentuan rezeki, sekalipun engkau mengabaikanya dan tidak mensyukurinya tapi Allah ﷻ tetap akan memberikan rezekinya kepadamu
- Wahai anak adam, sesungguhnya jika kamu ridho dan bisa selalu mensyukuri apa-apa yang telah aku berikan kepadamu, niscaya aku akan tambah rezekimu, sebaliknya jika kamu ingkar maka azabku amatlah pedih, seperti kamu merasa kepanasan dan melompat-melompat disebuah padang pasir yang sangat panas, dan masuklah kamu kedalam golongan orang-orang yang tercela/rugi disisiku.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ ٧
“Ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmatku kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangatlah pedih.” (QS. Ibrahim : 7)
Dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أُخْرِجُوا مِنَ النَّارِ مَن كانَ في قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ إيمَانٍ
“Keluarlah dari neraka siapa saja yang dalam hatinya masih ada iman seberat biji sawi.” (HR. Bukhari : 22)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ
“Dan didatangkan pula seseorang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan sehingga ia mengetahuinya dengan jelas, lalu Allah bertanya, ‘Apa yang telah kamu perbuat? ‘ Dia menjawab, ‘Saya telah belajar ilmu dan mengajarkannya, saya juga membaca Al Qur’an demi Engkau semata.’ lalu Allah berfirman : ‘Kamu berdusta, sebab kamu belajar ilmu dan mengajarkannya, serta membaca Al-Qur’an agar dikatakan sebagai seorang yang mahir dalam membaca (qori). Dan kini kamu telah dikatakan seperti itu. “Kemudian diperintahkan malaikat kepadanya supaya dia dicampakkan dan dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim No. 3527)
Hikmah positifnya itu belajarlah al-Quran dengan firman-firmannya Allah ﷻ yang bukan hanya sampai di ujung tenggorokannya saja tapi tidak mau juga untuk ikut mengamalkannya seperti orang-orang munafik yang sangat pandai bersilat lidah yang sukanya mengajak orang lain untuk berbuat kebajikan, tapi dirinya sendiri justru sering melakukan amalan-amalan buruknya seperti dengan lisan dan tangan kasarnya dari para alim ulama zhalimnya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
۞ اَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَاَنْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتٰبَۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ ٤٤
“Mengapa kamu menyuruh orang lain untuk mengerjakan kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca kitab suci Taurat, yang tidakkah kamu mengerti.” (QS. Al-Baqarah : 44)
Begitupun halnya juga dari sunnah-sunnahnya baginda Rasulullah ﷺ dan di ilmu kitab-kitab fikihnya itu haruslah dengan adanya guru, yang tentunya bukan dengan guru asal-asalan dari para alim ulama garis keras (radikalisme) seperti teroris, yang sukanya itu suka sering menciptakan diskriminasi, penuh kebencian dan permusuhan, agar nanti guru sungguhannya bisa memberikan ilmu tafsirannya atau penjelasannya juga secara benar. Yang bukannya hanya dengan via buku, website, dan situs youtube saja, karena jika ternyata ada kesalahan pada penulisan dan penyampaiannya, kita pun bisa bertanya langsung ke setiap guru mengajinya, karena orang yang belajar ilmu agama islam tanpa adanya seorang guru itu maka seperti kata mazhab imam syafi’i jika gurunya mereka adalah setan.
Dari Madzhab Syafi’i Badruddin Ibn Jama’ah (639 – 773 H) rahimahullahu pernah berkata yang :
وَلْيَجْتَهِدْ عَلَى أَنْ يَكُوْنَ الشَّيْخُ مِمَّنْ لَهُ عَلَى الْعُلُوْمِ الشَّرْعِيَّةِ تَمَامُ اطِّلَاعٍ وَلَهُ مَعَ مَنْ يُوْثَقُ بِهِ مِنْ مَشَايِخِ عَصْرِهِ كَثْرَةُ بَحْثٍ وَطُوْلِ اجْتِمَاعٍ لَا مِمَّنْ أَخَذَ عَنْ بُطُوْنِ الْأَوْرَاقِ وَلَمْ يُعْرَفْ بِصُحْبَةِ الْمَشَايِخِ الْحُذَّاقِ
“Hendaklah seseorang bersungguh-sungguh mencari guru dari golongan orang-orang yang sempurna menelaah ilmu-ilmu syariat, banyak berdiskusi dan berkumpul dengan para ulama tepercaya di masanya, bukan belajar dari orang yang semata-mata mengambil ilmu dari dalam kertas-kertas dan buku serta yang tidak diketahui apakah dia pernah menjadi santri langsung kepada ulama-ulama yang cerdas.” (Badruddin Ibn Jama’ah, Tadzkirah as-Sami’ wal Mutakallim fi Adabil ‘Alim wal Muta’allim : 87)
Yang dalam Kitab Ruhul Bayan fi Tafsir al-Quran pun pernah mengatakan :
من لم يكن له شيخ فشيخه الشيطان
“Barangsiapa yang tidak mempunyai guru, maka gurunya adalah setan.” (Tafsir Ruhul Bayan fi Tafsir al-Quran, Ismail Haqqi al-Hanafi : 5/264)
Semoga kita bisa banyak belajar dari apa-apa yang telah diajarkan lansung oleh baginda Nabi Muhammad ﷺ agar bisa selamat secara lahir dan batin didunia maupun diakhirat dengan mendapatkan syafaatnya Rasulullah, akhir kata aku akhiri dengan mengucapkan
Wassalam'ualaikum Wr. Wb..
0 Response to "Berdoalah Kamu Hanya Kepada Allah SWT Saja"
Posting Komentar